Persilangan Lalat Buah

Laboratorium Genetika-Fakultas Bilogi-Universitas-Gadjah Mada_UGM-persilangan-lalat-buah1.jpg

       Dalam matakuliah wajib genetika, terdapat serangkaian acara praktikum yang harus dikerjakan oleh para mahasiswa yang sedang mengambil matakuliah ini. Salah satu acara yang dipraktikumkan adalah persilangan lalat buah atau Drosophila melanogaster dengan tipe terpaut sex (X-linked) dan autosomal. Untuk  persilangan lalat buah yang terpaut sex misalnya betina mata putih (XwXw) dengan jantan mata merah (X+Y), sedangkan untuk autosomal salah satunya sayap curly. Pada lalat buah untuk membedakan antara jantan dan betina dapat dilihat dari “sex comb” untuk ciri khas jantan atau dapat dilihat dariwarna ujung abdomen.

       Pada pembuatan medium para praktikan dibantu dengan asisten genetika untuk melakukan hal tersebut. Medium ini diperuntukan untuk pertumbuhan dan perkembangan lalat buah. Salah satu komposisi yang digunakan untuk membuat medium adalah pisang,gula aren, dan agar. Dalam proses pembuat medium iniharus dilakukan secara steril, alat yang akan digunakan seperti botol flakon harus disterilkan terlebih dahulu dengan autoclave . Setelah semua disiapkan dan memastikan medium tidak terkontaminasi, dapat langsung dipakai.

Laboratorium Genetika-Fakultas Bilogi-Universitas-Gadjah Mada_UGM-persilangan-lalat-buah

        Setelah semua siap para praktikan melakukan persilangan dengan cara memasukan 3 ekor lalat buah betina mata putih (XwXw) dengan 3 ekor jantan mata merah (X+Y) kedalam botol flakon yang mengandung medium yang telah memadat, dan segera ditutup dengan spons berpori. Kemudian botol persilangan tersebut disimpan ditempat yang kering dan ditunggu kurang lebih 1 minggu untuk melihat keturunan F1.

        Hal tersebut dilakukan selama 3 periode untuk mendapatkan data anakan hingga F3. Data yang didapat akan dimasukan dalam tabel dan diuji dengan X2 (chi-square). Adanya pratikum ini diharapkan para mahasiswa mampu membedakan antara lalat jantan dan betina, mampu membuat medium untuk pertumbuhan lalat, dan mampu mengelola data untuk pengujian X2 (chi-square). Dengan pengujian tersebut para mahasiswa akan mengetahui apakah pengujian yang dilakukan telah sesuai dengan hukum Mendel yang ada atau tidak.

Leave A Comment

Your email address will not be published.

*